Tuesday, February 16, 2016

Ikan yang Menyaksikan Murka Allah SWT

Ikan yang Menyaksikan Murka Allah SWT
Dahulu kala, tepatnya di kota Allah, terdapat para nelayan yang mencari ikan di laut. Mereka menjual dan memakan ikan tersebut. Mereka juga melakukan transaksi jual beli ikan setiap hari selama sepekan, kecuali hari Sabtu. Allah melarang mereka untuk bekerja pada hari Sabtu.

Namun, Allah ingin menguji ketaatan dan kepatuhan mereka terhadap syariat yang telah diturunkan-Nya kepada Nabi Musa AS. Allah menjadikan ian sedikit pada saat mereka bekerja. Sementara pada hari Sabtu, saat mereka tidak bekerja, ikan sangat banyak di tepi pantai kota Allah. Ikan ikan itu datang bergelombang. Mereka pun memperhatikannya. Akan tetapi, mereka tidak bisa mengambilnya. Sebab, haram hukumnya mengambil ikan pada hari Sabtu. Ketika hari Sabtu telah berlalu, gelombang ikan ikan itu pun sirna. Yang ada hanya sedikit saja. Ikan kembali banyak pada hari Sabtu berikutnya.

"Asyiknya bermain main ke tepi pantai kota Allah pada hari Sabtu karena Allah telah melarang mereka untuk menangkap kita pada hari Sabtu. Asyiiik!" tutur si ikan kepada temannya.
Para nelayan pun jadi bingung dengan kondisi tersebut, apa yang harus mereka lakukan. Setan membisikkan sesuatu kepada mereka. Mereka pun menggali parit dari laut ke darat. Kemudian, di ujung parit itu di gali lubang yang dalam. Air laut pun mengalir ke parit hingga sampai memenuhi lubang.

"Wah, gawat! apa yang mereka lakukan? sesungguhnya mereka telah berani melanggar larangan Allah!" kata si ikan melihat perbuatan para nelayan kota itu dari jauh.
Ketika hari Sabtu tiba, ikan ikan datang ke tepi pantai. Banyak ikan yang melewati parit dan masuk ke dalam lubang. Lalu mereka menutup aliran parit teresbut. Mereka mengambil, menjual dan memakannya.

Ikan ikan itu merasa tenang datang ke pantai karena orang orang Yahudi tidak mennagkapnya pada hari Sabtu. Akan tetapi, orang orang Yahudi membuat tipuan dan melanggar parintah Allah. Ikan ikan itu masuk ke dalam lubang agar orang orang Yahudi bisa mengambilnya pada hari Ahad.
"Tolong...tolong... aku terperangkap! Mereka benar benar telah melanggar larangan Allah!" teriak teman teman si ikan yang terkena perangkap nelayan. Untungnya, si ikan telah berhati hati sehingga ia tidak terkena perangkap para nelayan yang durhaka itu.

Allah tidak mengampuni sikap mereka. Allah memberikan jangka waktu kepada mereka, namun mereka melampaui batas. Mereka malah mengambil ikan ikan itu dari lubang tersebut pada hari Sabtu, bukan pada hari Ahad.

Tidak semua penduduk Allah melakukan hal itu. Penduduk Allah terbagi menjadi tiga kelompok. Kelompokmpertama adalah orang orang yang melakukan dosa dan terus menerus melakukannya. Kelompok kedua tidak melakukan perbuatan dosa, namun mereka tidak mengingkari perbuatan orang orang kelompokpertama dan tidak memberikan nasehat atau peringatan akan murka Allah kepada mereka. Kelompok ketiga adalah orang orang yang tidak melakukan perbuatan dosa. Mereka memberikan nasehat dan peringatan akan murka Allah. Ketika orang orang yang melakukan perbuatan dosa tidak mau mendengarkan mereka, mereka berkata, "Sesungguhnya kami tidak sudi tinggal bersama kamu sejak hari ini. Sebab, kami takut murka Allah akan turun kepada kamu, sedangkan kami ada bersama kamu."

Oleh sebab itu, orang orang kelompok ketiga membuat dinding penyekat yang memisahkan mereka dengan orang orang kelompok pertama dan kedua.

Akhirnya, Allah pun murka kedapa mereka. Pada suatu hari, orang orang shaleh yang membangun dinding penyekat itu tidak mendengar suara saudara saudara mereka di balik dinding sepertii hari hari sebelumnya. Namun, ,ereka mendengar suara seperti suara binatang. Mereka pun memasang tangga untuk melihat tetangga mereka. Mereka sangat terkejut ketika melihat tetnagga mereka telah berubah menjadi monyet dan babi. Itulah orang orang yang telah melakukan perbuatan dosa. Orang orang yang tidak melakukan perbuatan dosa, namun mendiamkan perbuatan orang yang berbuat dosa dan tidak memberikan nasehat serta peringatan, mereka juga berubah menjadi monyet dan babi.

Mereka seperti itu selama tiga hari. Kemudian, mereka mati dan binasa. Itulah hukuman bagi mereka, serta menjadi pelajaran bagi orang orang selain mereka dan orang orang setelah mereka.

Si ikan yang melihat para nelayan itu telah menjadi monyrt dan babi pun menjadi yakin akan murka Allah kepada orang orang yang menentang-Nya.
"Ya Allah, janganlah engkau turunkan azab-Mu kepadaku, sebagaimana engkau telah menurunkan azab-Mu kepada orang orang sebelumku," tutur si ikan.***

Hikmah Cerita:
Allah akan murka kepada orang orang yang menentang-Nya. Dan Dia akan menurunkan azab-Nya kepada mereka.

source: Majalah Mustahiq